Dr. Abd Aziz: Spiritualis Berdirinya Nahdlatul Ulama

Dipublikasikan

UNZAH GENGGONG- Rektor Universitas Islam Zainul Hasan (UNZAH) Genggong yang juga aktif sebagai Dewan Pakar Persatuan Guru Nahdlatul Ulama (PERGUNU) Cabang Kota Kraksaan, Dr. Abd Aziz, M.Ag., menghadiri Konsolidasi Organisasi Persatuan Guru Nahdlatul Ulama PC PERGUNU Kota Kraksaan. Sabtu (19/06/2021).

Bertempat di Kantor PCNU Kota Kraksaan Jalan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) Kelurahan Sidomukti Kecamatan Kraksaan acara tersebut berjalan dengan tetap mematuhi protokol kesehatan (Prokes) Covid-19.

Dr. Abd Aziz, M.Ag., ketika sambutan banyak menceritakan tentang KH. Muhammad Hasan Genggong semasa hidupnya.

“Memang sejak dulu di kalangan ulama sepuh NU, Kiai Hasan Genggong senantiasa dijadikan sebagai sosok yang selalu diminta nasihat dan pertimbangan persoalan jam’iyah dan umat.” ungkapnya.

NU didirikan melalui tahapan proses musyawarah alim ulama, istikharah para ulama dan stempel pada ahli mukasyafah seperti Mbah Kholil Bangkalan, Kiai Hasan Genggong dan ulama kekasih Allah yang lain. Prosesnya memakan waktu berbulan-bulan, sampai benar-benar siap lahir batin.

Saat proses awal pendirian NU, Kiai Hasan Genggong juga diminta pendapat dan nasihat oleh almarhum Kiai Haji Abdul Wahab Hasbullah, KH As’ad Syamsul Arifn dan para pendiri NU lain atas rekomendasi dari syaikhona Kholil Bangkalan dan hadratus syeikh KH. Hasyim Asy’ari.

Lebih lanjut, Kiai yang dikenal juga dengan sebutan KH. Hasan Sepuh ini dikenal sebagai sosok ulama zuhud, sehingga tidak heran bila selalu menjadi tempat rujukan ketika ulama pendiri NU akan mengambil keputusan.

Ketika NU lahir tahun 1926 pada saat bumi Nusantara masih dicengkeram penjajah Belanda, Kiai Hasan Genggong menjadikan pesantrennya sebagai basis perjuangan kemerdekaan.

“Sosoknya memang bermental baja, percaya diri, ditakuti oleh penjajah dan dikenal apa adanya. Segala bujuk rayu dan siasat Belanda tak mampu menembus hatinya,” Katanya.

Suatu ketika, ada seorang ulama yang sowan,berniat tabayun mengenai hukum melawan penjajah.

Belum sempat pertanyaan diajukan, Kiai Hasan Genggong menggunakan peci hitam dan membawa keris (hal yang sangat jarang dilakukan), dan si tamu tersebut dengan bangga merasa sudah menemukan jawaban tanpa harus mengajukan pertanyaan.

Terakhir pak Aziz mengutip pernyataan Kiai Hasan Genggong bahwa berjuang ikhlas di NU akan mendapatkan keselamatan dunia dan akhirat. Insyaallah “من اعان نهضةالعلماء، فقد سعد فى الدنيا والأخرة” “Barangsiapa yang menolong (berjuang ikhlas) NU, maka hidup beruntung di dunia dan di akhirat.” pungkasnya. (rfq)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


*