YUK.. AMALKAN KESUNNAHAN DI BULAN RAMADHAN

Dipublikasikan

Dalam bulan Ramadhan, kita sering mendengar suatu keterangan tentang pembagian pada hari-harinya. Diriwayatkan bahwa:

أَوَّلُهُ رَحْمَةٌ، وَأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرُهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Artinya, “Awal bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya adalah ampunan, sedangkan akhirnya adalah terbebas dari neraka.”

Pada hari-hari ini, kita berada pada pembagian pertama, yaitu awal bulan Ramadhan. Demi panen pahala di bulan agung ini, penulis akan memaparkan tentang sepuluh amaliyah Sunnah pada bulan Ramadhan.

  • Melaksanakan sahur.

Di Indonesia, tepat pada jam 02.00 dini hari pasti akan terdengar dari speaker mushalla ataupun masjid yang membangunkan masyarakat sekitar untuk melaksanakan sahur. Dalam hadits muttafaqun ‘alaih, dari Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

تَسَحَّرُوا فَإِنَّ فِى السَّحُورِ بَرَكَةً

“Makan sahurlah kalian, karena dalam makan sahur terdapat keberkahan.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Yang dimaksud barokah adalah turunnya dan tetapnya kebaikan dari Allah pada sesuatu. Barokah bisa mendatangkan kebaikan dan pahala, bahkan bisa mendatangkan manfaat dunia dan akhirat. Namun patut diketahui bahwa barokah itu datangnya dari Allah yang hanya diperoleh jika seorang hamba mentaati-Nya. Dalam hadits lain, Rasulullah bersabda:

لَا تَزَالُ أُمَّتِي بِخَيْرٍ مَا أَخَّرُوا السَّحُورَ وَعَجَّلُوا الْفِطْرَ

Artinya, “Umatku senantiasa berada dalam kebaikan selama mereka mengakhirkan sahur dan menyegerakan berbuka,” (HR Ahmad).

Berdasarkan dua hadits di atas, dapat kita ambil pelajaran bahwa makan sahur bukan hanya sekedar mengisi perut untuk asupan di siang harinya. Namun terdapat keberkahan di dalamnya.

  • Menyegerakan berbuka

Di Bulan Ramadhan, adzan maghrib menjadi  momentum yang ditunggu-tunggu umat muslim untuk melaksanakan buka puasa setelah seharian menahan lapar dan dahaga. Dalam pengamalannya, berbuka puasa disunnahkan agar menyegerakan, tidak ditunda-tunda. Maksud daripada menyegerakan bukan pada mengkonsumsi makanan berat seperti nasi.

Akan tetapi yang terpenting ketika adzan maghrib berkumandang segeralah membatalkan puasa. Dengan diawali memakan kurma ataupun jika tidak ada bisa dengan minum air putih saja. Setelah itu terserah, hendak menunaikan shalat maghrib terlebih dahulu atau makan.

  • Membaca do’a

اللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ وَعَلَيْكَ تَوَكَّلَتُ ذَهَبَ الظَّمَأُ، وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ يَا وَاسِعَ الْفَضْلِ اِغْفِرْ لِي اَلْحَمْدُ للهِ الَّذِي هَدَانِي فَصُمْتُ وَرَزَقَنِي فَأَفْطَرْتُ 

Ya Tuhanku, hanya untuk-Mu aku berpuasa. Dengan rezeki-Mu aku membatalkannya. Sebab dan kepada-Mu aku berpasrah. Dahaga telah pergi. Urat-urat telah basah. Dan insya Allah pahala sudah tetap. Wahai Dzat yang Maha Luas karunia-Nya, ampunilah aku. Segal puji bagi Allah yang memberi petunjuk padaku, lalu aku berpuasa. Dan segala puji Tuhan yang memberiku rezeki, lalu aku membatalkannya.

Atau doa yang lebih masyhur berikut: 

اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِك آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ

Artinya: Ya Allah, untuk-Mu aku berpuasa, dan kepada-Mu aku beriman, dengan rizqi-Mu aku berbuka, dengan rahmat-Mu, wahai Dzat yang Maha Penyayang.

  • Menjaga ucapan

Menjaga ucapan dari perkataan-perkataan yang tidak bermanfaat, terlebih jika bisa menimbulkan dosa. Sebenarnya dalam menjaga ucapan tidak hanya di bulan Ramadhan saja. Di bulan-bulan yang lain seharusnya juga harus memfilter ucapan- ucapan yang bisa berdampak negatif, baik bagi diri sendiri ataupun orang lain. Disunnahkannya di bulan puasa untuk menjaga ucapan sebab hal itu bisa mengurangi pahala puasa.

  • Menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hikmah puasa.

Kendati tidak membatalkan puasa, umat Islam dianjurkan untuk menghindari hal-hal yang tidak sejalan dengan hikmah puasa, seperti berbuka puasa sampai perut menjadi kekenyangan, hingga malas untuk melaksanakan ibadah shalat tarawih ataupun tadarusan. Juga dianjurkan menghindari melakukan sesuatu yang bertujuan untuk memuaskan nafsu.

  • Memperbanyak sedekah.

Orang yang berpuasa handaknya memperbanyak sedekah kepada sesama, terutama sedekah makanan atau minuman untuk berbuka puasa. Sebab, orang yang memberi makanan atau minuman untuk orang berpuasa mendapat pahala yang setimpal dengan pahala puasa orang yang disedekahi.

Di bulan Ramadhan biasanya banyak kita temukan pembagian takjil dari beberapa instansi, ataupun kelompok-kelompok kemasyarakatan yang lain. Seperti biasa, mereka menunggu di pinggir-pinggir jalan guna memberikan makanan dan minuman kepada para penguna jalan. Dan yang mereka lakukan tersebut merupakan implementasi dari amalan-amalan orang shaleh.

  • Memperbanyak i’tikaf di masjid.

Sebaiknya i’tikaf dilakukan selama satu bulan penuh, tapi jika tidak bisa maka diutamakan sepuluh hari terakhirnya saja karena pada hari-hari itu terdapat malam Lailatul Qadar. Iktikaf di masjid bisa kita mulai ketika pertama kali menginjakkan kaki guna melaksanakan shalat tarawih. Dengan demikian, pahala selama berada di dalam masjid akan terus mengalir.

  • Memperbanyak membaca Al-Qur’an.

Paling tidak bisa mengkhatamkan satu kali dalam satu bulan Ramadhan. Semakin banyak khatam semakin baik sebagaimana dianjurkan oleh banyak ulama. Hendaknya dalam bukanyang penuh berkah ini kita mengagendakan agar satu bulan ini bisa khatam Al-Qur’an. Bisa dengan membaca satu juz dalam sehari semalam.

  • Konsisten dalam menjalankan ibadah.

Konsisten dalam menjalankan ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadhan. Artinya, semua amalan sunnah yang dilakukan di bulan ini tidak putus setelah Ramadhan selesai. Sebenarnya segala amalan yang dilakukan di bulan Ramadhan, seperti membaca Alquran, bangun malam untuk makan sahur, seyogyanya bisa dipertahankan. Karna setiap malam sudah terbiasa bangun malam, hendaknya dimanfaatkan juga untuk qiyamullail

  • Mandi besar.

Mandi besar dari junub, haid, atau nifas sebelum terbit fajar agar bisa menunaikan ibadah dalam keadaan suci, di samping khawatir masuk air ke mulut, telinga, anus, dan sebagainya jika mandi setelah fajar.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


*