Ziarah Ke Makam KH. Hasan Sepuh Genggong: Rektor UNZAH Ceritakan Sekilas Biografi Beliau

Dipublikasikan

UNZAH GENGGONG– Rektor Universitas Islam Zainul Hasan (UNZAH) Genggong Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag., menceritakan sekilas biografi singkat tentang Kiai Hasan Sepuh Genggong. Kamis (19/05/2022).

Biografi tersebut beliau ceritakan usai berziarah ke Maqbarah beliau dengan para Dosen dan tenaga struktural

Menurut Doktor Aziz, Syekh Hasan Genggong atau lebih dikenal Kiai Hasan Genggong selengkapnya Haddratus Syekh al-Arifbillah KH. Muhammad Hasan bin Syamsuddin bin Qoyiduddin Azmatkhan al-Husaini Quddasallahu Sirruhu. Adalah seorang guru sufi yang terkenal sebagai salah satu Mursyid Thoriqoh Naqsyabandiyah.

” Beliau salah satu Mursyid dari tatanan Naqsyabandi dan juga terkenal sebagai salah satu Wali Qutb di Indonesia,” ungkapnya

Beliau merupakan seorang Cendikia dari para Wali dan seorang Wali dari para Cendikia. Pengetahuan internal dan eksternal beliau sangat luas.

“Semoga kita semua dicerdaskan seperti Allah menferdaskan Kiai Hasan sepuh,” do’anya dengan nada pelan.

Lebih lanjut Doktor Aziz menceritakan, Kiai Hasan Genggong sendiri lahir pada 27 Rajab 1259 H atau 23 Agustus 1843 M, bertepatan dengan peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW.

KH Hasan Genggong menuntut ilmu di Pesantren Sentong dibawah asuhan KH. Syamsuddin, Pesantren Sukonsari, Pojentrek-Pasuruan Asuhan KH. Mohammad Tamin, Pesantren Bangkalan selama 32 tahun asuhan Syeikh KH. Mohammad Cholil.

Di Mekkah beliau menuntut ilmu ke KH. Moh. Nawawi Bin Umar Banten Mekkah, Kyai Marzuki Mataram Mekkah, Kyai Mukri Sundah Mekkah, Sayyid Bakri bin Sayyid Moh. Syatho Al Misri, Habib Husein bin Muhammad bin Husain Al Habsyi Mekkah.

Setelah pulang ke tanah air, Ahsan kemudian berganti nama Kyai Haji Mohammad Hasan. Ia kemudian menikah dengan putri KH. Zainul Abidin yang bernama Nyai Ruwaidah.

Sejak pernikahan inilah KH. Mohammad Hasan membantu mertuanya dalam membina pesantren. Beliau mengembangkan sistem pendidikan pesantren salafiyah (tradisional) dengan metode pembelajaran dan pendidikan klasikal.

KH. Mohammad Hasan dikenal sebagai salah satu Mursyid Thariqah Tijaniyah, sebuah thariqah yang berasal dari daerah Tijani, Maroko. Sekalipun thariqah ini sempat diperdebatkan diperselisihkan oleh sebagian ulama dan habaib Jawa Timur, karena keterkaitan sanadnya melalui mimpi bertemu Rasulullah Saw.

Beliau menjadi pengasuh pesantren cukup lama, sejak wafatnya KH. Zainul Abidin tahun 1890-1952 M. KH. Mohammad Hasan wafat pada malam Kamis, jam 23.30 tanggal 11 Syawal tahun 1374 h/01 Juni 1955 M dan dimakamkan di komplek Ponpes Genggong, Probolinggo,Jawa Timur. (rfq)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


*