Pesantren Binaan UNZAH, Sukses Terapkan Metode Cepat Baca Kitab Kuning

Dipublikasikan

UNZAH GENGGONG– Rektor Universitas Islam Zainul Hasan (UNZAH) Genggong Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag., memberikan pengawalan khusus kepada lembaga dibawah binaan kampus UNZAH.

Salah satunya adalah Pondok Pesantren Sirojut Thalibin Desa Racek Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo.

Pondok tersebut terbilang sukses, pasalnya, sebanyak 25 santri lancar membaca kitab kuning dengan metode Amtsilaty setelah diselenggarakan uji publik di Ponpes Sirojut Thalibin. Sabtu (09/04/2022) siang tadi.

Uji publik berlangsung meriah disertai oleh sorak tepuk tangan para penonton.

Para santri yang diuji tidak hanya bisa membaca kitab yang dipilih secara acak oleh hadirin, tapi juga mampu memberikan dasar bacaan yang sesuai dengan qoidah Amtsilaty.

Dr. Abdul Aziz Wahab, M.Ag., mengatakan, uji publik itu digelar untuk mengukur sejauh mana keberhasilan UNZAH dalam membina Ponpes Sirojut Thalibin khusunya dalam hal Baca Kitab Kuning.

Beliau juga menjelaskan bahwa dengan metode Amtsilaty santri bisa belajar membaca kitab kuning dengan senang. Karena pembelajarannya dengan sistem nadhom yang dibaca berulang-ulang tapi juga ada target agar santri bisa menuntaskan pelajarannya.

“Diharapkan selama 6 bulan santri sudah bisa tuntas belajarnya dan sudah bisa membaca kitab yang belum ada makna dan harokatnya alias kitab gundul. Dan metode ini bisa digunakan oleh semua kalangan bahkan bagi santri yang belum pernah belajar kitab saja juga bisa,” terangnya.

Sementara itu pengasuh Ponpes Sirojut Thalibin, Kiai yang berpenampilan sederhana tersebut menjelaskan bahwa Pesantrennya membina sekitar  300 orang santriwan dan santriwati  yang sebagian besar berasal dari daerah setempat.

“Pesantren kami adalah pesantren non profit yang sama sekali tidak mengharapkan keuntungan secara ekonomi, kami tulus mengabdi demi masa depan umat islam (santri)  kelak,” jelas Kiai yang ramah itu.

Pengasuh tersebut berpesan agar tidak meninggalkan ilmu Nahwu dan Shorrof seperti ini, karena ilmu seperti ini merupakan modal untuk bisa mempelajari segala macam ilmu.

Selain itu, beliau sangat berterimakasih kepada pihak UNZAH karena selama berada dibinaan kampus, pesantrennya telah banyak mengalami perkembangan.

“Terimakasih kami ucapkan, lembaga kami semakin berkembang dengan metode cepat baca kitab kuning ini,” terangnya. (rfq)

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *


*